Rabu, 06 April 2016

The main significant effective intervention to save the world! However, have mostly been forgotten!

Tadi malam sebelum berangkat tidur sempat nonton National Geographic. Ada acara Strange Days on Planet Earth. Luar biasa informatif dan menyejukkan kepala dan hati, ekspresi yang bisa kukatakan! Ada banyak fenomena alam yang diangkat dari acara tersebut yang menghubungkan semuanya kepada punahnya populasi spesies dan jumlah ikan, jadi slogannya "Save the fish, save the planet!"
Cerita dimulai dari ketidaksengajaan seorang peneliti di Afrika yang berkebangsaan Amerika tentang jumlah spesies hewan langka yang berkurang secara drastis di Taman Nasional Hutan Savana Ghana. Dalam kurun waktu yang tidak terlalu jauh (saya lupa interval waktu penelitiannya), singa hutan berkurang sebanyak 80%, gajah afrika 70%, antelope sekitar 44%, dll. Di lain statistik ada fenomena yang menarik lagi, bahwa populasi babon meningkat menjadi sekitar 27% dalam 10 tahun belakangan. Usut punya usut, sang peneliti menemukan akar masalahnya adalah karena berkurangnya populasi ikan di Ghana. Ini dia dapatkan dari sebuah pidato kenegaraan presiden Ghana yang menyatakan bahwa ikan adalah sumber ekonomi terbesar untuk negara tersebut. Dan oleh karenanya, karena ikan berkurang untuk dijual dan dimakan, para penduduk miskin yang mengandalkan ekonomi dari menangkap ikan dengan mengalihkan buruan ke binatang liar yang lain, seperti singa, gajah, dan lain-lain. Karena predator besar seperti singa berkurang, maka predator kelas 'menengah' seperti babon meningkat pesat (karena berkurangnya jumlah pesaing pemakan daging dan buah). Sekiranya ikan berkurang, maka rantai makanan akan terganggu sekali! Ujung-ujungnya, manusia di Ghana sulit untuk makan dan hidup tenang karena babon yang meningkat jumlahnya mulai memakan ternak dan hasil pertanian masyarakat. Hm... Save the fish save the planet!
Lain lagi cerita fenomena 'unik' dari laut seputar pantai Namibia. Hampir setiap beberapa tahun, masyarakat pesisir di Namibia bisa menemukan puluhan TON ikan laut mati terdampar di pantai. Usut punya usut ternyata ini terjadi karena laut di Namibia mengeluarkan H2S dan Metana setiap beberapa periode sekali (lupa juga interval waktunya). Hasilnya, ikan-ikan yang terjangkau oleh ledakan akan mati dan terdampar ke pantai. Apa iya, sebuah ledakan dapat terjadi tanpa pemicu? Akhirnya para peneliti menemukan bahwa fitoplankton yang banyak di perairan Namibia mati dan mengendap di dasar laut. Endapan fitoplankton yang kapasitasnya bisa mencapai puluhan metrik ton mengeluarkan bakteri perusak yang besar yang bereaksi dengan air laut dan daratan laut untuk menciptakan gas metana dan H2S. Akhirnya, metana memicu ledakan dan H2S mengeluarkan racun yang mematikan ikan-ikan. Kenapa fenomenanya baru sekitar 100 tahun belakangan muncul? Jawabannya satu; karena fitoplankton dibiarkan mati sia-sia! Dulu ada ikan sarden yang memakan fitoplankton-fitoplankton tersebut sehingga mereka tidak sempat mati mengendap di dasar lautan! Lagi-lagi, save the fish save the planet!
Dari dua kejadian di atas, aku belajar bahwa pemicu terbesarnya hilangnya populasi jenis dan jumlah ikan karena 'over fishing' alias memancing yang berlebihan! Lama merenung, akar masalah manusia menjadi over fisihing adalah karena 'rasa tamak'. Jadi, tetap sajalah, apapun programnya, yang paling efektif untuk menyelamatkan dunia adalah dengan menyelamatkan diri dari penyakit hati, seperti tamak! Semoga senantiasa dilindungi dan diberkahi Allah dan seluruh umat manusialah orang-orang yang mendedikasikan dirinya untuk mengajak umat manusia untuk memperbaiki hati!
Save the heart, save the planet, save civilization!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar