Selasa, 01 Juni 2010

Percakapan yang familiar

Tengah hari sehabis dangdut dan pembagian kaos
“ Rakyat sudah lama menderita… saya bisa merasakannya!!! Ibu saya berasal dari sini, jadi saya tahu peliknya hidup di sini. Dengan dukungan bapak bapak dan ibu ibu serta saudara saudara saya sekalian, saya berjanji akan mengubahnya!!!”
Riuh rendah tepuk tangan menggelora di lapangan itu. Semuanya mengelukkan nama orang yang berdiri di tengah lapangan atas pidato kampanyenya.. Sang tokoh pun melambaikan tangan dengan senyumnya yang lebar…”Pilih kami…!! Jangan lupa nomor keberuntungan kita!!!”
*****
Di hotel Grand Swarsha
“Bukan begitu bang… Yang kemarin itu sudah dipakai untuk jatah kawan kawan di daerah. Kita masih ada dua bulan lagi, saya mulai kelimpungan ini.”
“Ok lah. Tapi jangan kau lupa ya, pengadaan pemipaan untuk pabrik itu nanti jatah aku kan?” “ Gampang la itu bang. Kita sudah pegang 40% lebih suara kata ahliku. Supaya aman saya masih perlu menggalakkan dukungan dari dua tempat lagi. Minimal targetnya nambah 500 ribu suara lagi. Tapi saya perlu dana, 2 milyar saja.”
“Ok. Ok.. Nanti sekretaris saya yang antar.. Tapi jagan lupa ya…”
“ah.. jangan abang sangsi. Sip!!!”
******
A-A Media Centre
“Ketua.. kawan kawan di daerah sebagian pindah ke pasangan baru itu. Mereka bilang jatah kita masuknya lama dan gak sepadan.”
“Siapa provokatornya!!! Aku mau tau dalam 1 x 24 jam!!! Bila perlu tarik balik duit kita di yayasan itu. Mau duitnya aja. Kerja lambat. Progress kita masih 300 ribu sampai sekarang!!! Kau pindah ke sana besok, tingagl di sana sebulan ini!!!”
******

“Kita mau perubahan…!!! Ada lebih dari 20 ribu anak yang tak sekolah sekarang. Banyak lansia yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Narkoba merajalela. Saya berjanji, dengan dukungan yang diberikan ke kami, pendidikan akan menjadi gratis dan tersebar sampai ke pelosok. Kemarin saya sudah berbicara dengan pak Rektor, guru guru akan mendapatkan pelatihan gratis dari pihak universitas. Universitas akan kita perluas sampai ke tingkat II. Targetnya tahun ini kita buka program studi kedoketaran di kabupaten Simarguci dan Lahan Batu. Asuransi kesehatan akan ditambah lewat APBD provinsi dan disalurkan dari kabupaten-kabupaten atau kotamadya. Pendidikan yang berakhlaq akan kita gemakan kembali, agar anak anak akhlaknya menjadi mulia dan terpelajar!
Hanya satu tindakan kecil, contreng nama kami. Dan kami akan wujudkan impian kita semua..!!”

“Ikuti sumpah setelah saya”
“Demi Allah…”
“Demi Allah…”

“saya berjanji akan mengemban tugas sebagai abdi masyrakat dengan sebaik baiknya.”
“saya berjanji akan mengemban tugas sebagai abdi masyrakat dengan sebaik baiknya.”

“saya berjanji akan mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan..”
“saya berjanji akan mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan..”
*****

“Hahaha… Terima kasih… terima kasih... Mantap… mantap… Bisa kita atur itu bang, Tunggu la dulu.. Saya konsolidasi dulu sama pemuka agama dan LSM. Iya.. Biar aman kita.. Sip. Sip.. Oya, besok nomornya diganti ya bang. Gak enak kita. Tau la.. KPK.”

“Iya ni, jalan yang kemaren udah hampir rampung, Cuma Bupati minta tambah bonus.
Katanya anaknya perlu duit mau kawin. Jadi saya perlu proyek baru ini.”

“Haha… Ok bang. Kasi aku waktu sebulan ini la. Investornya udah kontak tadi pagi, dia bilang positif mau bangun pabrik itu.”

“Ok la.. Kutunggu kabar baiknya ya..”

(mengabadikan pikiran klasik dan mencoba melihat kesesuaiannya beberapa tahun ke depan)

Rabu, 03 Februari 2010

Kebencanaan

Telah jelas kerusakan di atas darat dan lautan disebabkan oleh ulah tangan manusia...
Kira kira demikian terjemahan nash Alquran tentang kerusakan di darat dan lautan..
Ada satu penekanan sebab musabab yang dijelaskan oleh nash ini, yakni bahwa kita sebagai manusia memiliki tanggung jawab kolektif untuk menangani dan menjaga kelestarian alam semesta. Benar memang ada fenomena alam yang terjadi tanpa campur tangan manusia, biasanya hal hal yang berkaitan dengan unsur alamiah dari alam itu sendiri, misalnya tumbukan tektonik yang menyebabkan gempa atau berrevolusinya gelombang panas matahari sebagai salah satu kontribusi pemanasan global (referensi ilmiahnya silakan google saja). Yang menggelitik saya untuk menuliskan note ini adalah bagaimana besarnya peran kita semua sebagai manusia untuk 'meminimalisir' resiko dan penyebab kerusakan (bencana). Tanggung jawab ini bukan untuk korban gempa, melainkan hakikatnya adalah untuk kita sendiri. Sebuah kerusakan akan dengan atau tidak langsung memberikan dampak pada kehidupan pribadi pribadi kita semua. Anggaran pembangunan kembali sebuah infrastuktur daerah yang terkena gempa pada akhirnya merupakan pelambatan pembangunan di tempat kita yang tdk terkena gempa, karena bisa jadi dana tersebut seharusnya bisa digunakan untuk membuka jalan atau pasar baru di kampung yang tidak terkena gempa. Logika ini pun berlaku universal secara ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lain lain.. Jadi saya mulai berfikir positif untuk diri sendiri bahwa yang saya lakukan adalah juga untuk kepentingan saya dalam rangka mempercepat kemakmuran semuanya..
Kembali ke nash tadi, jelas sudah, sekecil apapun tindakan yang kita lakukan akan berkontribusi pada hidup kita sendiri! Jadi mari kita menolong orang lain untuk mengurangi resiko bencana (kerusakan yang lebih besar) dengan menolong diri sendiri! Hidup bersahaja, patuh pada sunnatullah..
Wallahu a'lam..