Jumat, 24 April 2009

Apa salahnya memuja Rasulullah?

Ditulis pada tanggal 24 April 2009 di Lhokseumawe, Aceh

Di perjalanan dari Lhokseumawe menuju Banda Aceh kemaren, saya dan seorang teman tiba-tiba terjebak di pembicaraan tentang menangis di depan makam Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasalam. Saya terkejut ketika mendengar dari teman saya bahwa orang Islam yang menangis di depan makam Rasululullah di Masjid Nabawi akan dipukul oleh 'Askar' masjid dari kerajaan Saudi? Betapa sedih dan terhenyak saya mendengar informasi ini! Bagaimana boleh, kita dilarang untuk mengekspresikan rasa cinta kita kepada junjungan alam; Rasululullah Muhammad Sallallahu 'Alaihi Wasalam!
Mencintai dan memuja seseorang yang menghabiskan seluruh waktu dan bahkan nyawanya untuk kepentingan umatnya demi tegaknya sebuah kebenaran yang hak dan absolute sehingga saya, Anda dan kita semua bisa mencari dan menikmati hidup yang hak di zaman ini!
Sangat humanis, seseorang yang memuja sesuatu, akan memberikan seluruh rasa dan bahkan nyawanya untuk yang dipuja! Banyak fakta sejarah yang mengajarkan kita tentang hal ini; mulai dari yang sangat populer; Kisah cinta matinya Romeo dan Juliet, atau tragedi meninggalnya ratusan penggemar Liverpool di tahun 80an karena membela kekalahan Liverpool, atau yang sering kita jumpai di koran-koran pos metro tentang matinya seoang laki-laki atau perempuan karena putus cinta? Apalagi pemujaan itu ditujukan kepada yang hak: Allah dan Rasulnya! Kematian Siti Masyitah di kancah kualinya Fir'aun, sabarnya Bilal bin Rabbah atas himpitan batu kaum Quraish, dan lain-lain..
Banyak memang yang menyalah artikan makna pemujaan! Bahwa yang boleh dipuja hanya Allah, bukan manusia lain walaupun berpredikat nabi serta Rasul. Hanya saja saya selalu bertanya, bagaimana bisa sebuah hukum Allah dapat terjadi tanpa sebab! "Likulli syaiin sababa!" Segala sesuatu akan terjadi karena sebab! Rasululllah SAW menjadi penyebab tersampaikannya kesempurnaan hukum Allah. Seperti halnya orang tua menjadi penyebab terlahir dan tumbuhnya seorang anak. Apa yang salah dengan mencium tangan ibu atau ayah kita? Atau menangis di makam mereka (jika mereka sudah tiada)?
Seandainya aku sampai di makammu nanti ya Rasulullah..izinkan aku tetap menangis sebagai bentuk kerinduanku walau pukulan harus kuterima!
Wallahua'lamu bisshawwaab!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar