Tadi malam sebelum berangkat tidur sempat nonton National Geographic.
Ada acara Strange Days on Planet Earth. Luar biasa informatif dan
menyejukkan kepala dan hati, ekspresi yang bisa kukatakan! Ada banyak
fenomena alam yang diangkat dari acara tersebut yang menghubungkan
semuanya kepada punahnya populasi spesies dan jumlah ikan, jadi
slogannya "Save the fish, save the planet!"
Cerita dimulai dari
ketidaksengajaan seorang peneliti di Afrika yang berkebangsaan Amerika
tentang jumlah spesies hewan langka yang berkurang secara drastis di
Taman Nasional Hutan Savana Ghana. Dalam kurun waktu yang tidak terlalu
jauh (saya lupa interval waktu penelitiannya), singa hutan berkurang
sebanyak 80%, gajah afrika 70%, antelope sekitar 44%, dll. Di lain
statistik ada fenomena yang menarik lagi, bahwa populasi babon meningkat
menjadi sekitar 27% dalam 10 tahun belakangan. Usut punya usut, sang
peneliti menemukan akar masalahnya adalah karena berkurangnya populasi
ikan di Ghana. Ini dia dapatkan dari sebuah pidato kenegaraan presiden
Ghana yang menyatakan bahwa ikan adalah sumber ekonomi terbesar untuk
negara tersebut. Dan oleh karenanya, karena ikan berkurang untuk dijual
dan dimakan, para penduduk miskin yang mengandalkan ekonomi dari
menangkap ikan dengan mengalihkan buruan ke binatang liar yang lain,
seperti singa, gajah, dan lain-lain. Karena predator besar seperti singa
berkurang, maka predator kelas 'menengah' seperti babon meningkat pesat
(karena berkurangnya jumlah pesaing pemakan daging dan buah). Sekiranya
ikan berkurang, maka rantai makanan akan terganggu sekali!
Ujung-ujungnya, manusia di Ghana sulit untuk makan dan hidup tenang
karena babon yang meningkat jumlahnya mulai memakan ternak dan hasil
pertanian masyarakat. Hm... Save the fish save the planet!
Lain lagi
cerita fenomena 'unik' dari laut seputar pantai Namibia. Hampir setiap
beberapa tahun, masyarakat pesisir di Namibia bisa menemukan puluhan TON
ikan laut mati terdampar di pantai. Usut punya usut ternyata ini
terjadi karena laut di Namibia mengeluarkan H2S dan Metana setiap
beberapa periode sekali (lupa juga interval waktunya). Hasilnya,
ikan-ikan yang terjangkau oleh ledakan akan mati dan terdampar ke
pantai. Apa iya, sebuah ledakan dapat terjadi tanpa pemicu? Akhirnya
para peneliti menemukan bahwa fitoplankton yang banyak di perairan
Namibia mati dan mengendap di dasar laut. Endapan fitoplankton yang
kapasitasnya bisa mencapai puluhan metrik ton mengeluarkan bakteri
perusak yang besar yang bereaksi dengan air laut dan daratan laut untuk
menciptakan gas metana dan H2S. Akhirnya, metana memicu ledakan dan H2S
mengeluarkan racun yang mematikan ikan-ikan. Kenapa fenomenanya baru
sekitar 100 tahun belakangan muncul? Jawabannya satu; karena
fitoplankton dibiarkan mati sia-sia! Dulu ada ikan sarden yang memakan
fitoplankton-fitoplankton tersebut sehingga mereka tidak sempat mati
mengendap di dasar lautan! Lagi-lagi, save the fish save the planet!
Dari
dua kejadian di atas, aku belajar bahwa pemicu terbesarnya hilangnya
populasi jenis dan jumlah ikan karena 'over fishing' alias memancing
yang berlebihan! Lama merenung, akar masalah manusia menjadi over
fisihing adalah karena 'rasa tamak'. Jadi, tetap sajalah, apapun
programnya, yang paling efektif untuk menyelamatkan dunia adalah dengan
menyelamatkan diri dari penyakit hati, seperti tamak! Semoga senantiasa
dilindungi dan diberkahi Allah dan seluruh umat manusialah orang-orang
yang mendedikasikan dirinya untuk mengajak umat manusia untuk
memperbaiki hati!
Save the heart, save the planet, save civilization!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar